Ayam sakti mandraguna
Ini adalah kejadian nyata, tidak ingat aku bila pastinya, tapi mestilah ditahun-tahun awal dekade 1980-an. Esok adalah hari libur, almanak merah, tidak pula aku ingat karena hari besar apa. Malam itu ibu berkata bahwa besok ia akan memasak gulai ayam untuk kami. Makan dengan lauk ayam bagi kami adalah hari istimewa, kami menyambutnya seperti hari raya, karena ia tak datang setiap hari. Malam itu aku terlelap dengan bayangan indah esok hari. Aku tahu apa yang akan terjadi, seperti biasanya bila hari istimewa makan dengan lauk ayam tiba. Tugasku jelas, aku bertanggung jawab menangkap ayam malang itu, Abak yang menyembelih, aku pula yang mencabuti bulu-bulunya, setelah direbus. Selanjutnya terserah Ibu. Kami anak-anaknya akan merasa waktu tiba-tiba berputar sangat lambat, menanti hingga gulai ayam siap disantap. Bergantian kami 'mencogok' ke dapur dan bertanya, "alah masak, Bu?". Kalaulah aku bermimpi dalam tidur malam...