Kisah nyata: tabrakan di tiga negara
Malaysia Tiga hari yang lalu. Mendung mengurung Kuala Lumpur sepagi itu. Istri saya Ida menyetir pulang selepas mengantar si nomor dua Zaki ke sekolahnya. Dua ratus meter dari rumah, menjelang tikungan terakhir, hujan lebat mengguyur tiba-tiba. Sudah tabiat Kuala Lumpur, hujan deras turun kerap tanpa gerimis rinai. Ida mendadak teringat jemuran yang baru digantungnya pagi itu. Dan, bum! Mobil menghantam mobil didepan dengan kerasnya. Airbag pun mengembang. Bagian depan mobil rusak parah. Ida sepertinya sempat pingsan sejenak. Begitu siuman yang dilakukannya adalah menelepon saya. Saya segera memesan uber. Dalam perjalanan menuju tempat kejadian saya menelepon asuransi untuk segera mengirim mobil derek. Mobil kamipun dinaikkan keatas mobil derek dan kami meluncur ke Balai Polis (kantor polisi) untuk membuat laporan. Pertama kami mengambil nomor antrian untuk mendaftarkan kecelakaan. Setelah mendapat secarik kertas...