Misteri Angka 2 dan Tali Sepatu (bagian 2)
Seminggu berlalu, dua misteri tetap tak terpecahkan. Setiap hari aku bergulat dengan tali sepatu dan angka dua. Keduanya benar-benar menjajahku. Segenap jiwa, raga, rasa dan masa direnggutnya. Setiap pagi, aku bergelut dengan tali sepatu, sampai Abak atau Ibu datang membantu, agar aku bisa berangkat sekolah. Di sekolah aku harus selalu dalam kewaspadaan tingkat tinggi agar tak seorang pun sengaja atau tidak menginjak tali sepatuku. Kalau itu terjadi, matilah aku, tidak ada Abak atau Ibu yang akan membantu mengikatnya kembali. Lebih parah lagi, dunia akan tahu bahwa aku tidak bisa mengikat tali sepatu. Betapa memalukan itu! Angka dua menyiksaku hampir sepanjang waktu, kecuali ketika aku tidur atau sedang sibuk dengan tali sepatu. Entah berapa lembar kertas telah menghitam dan berlubang, tapi kepala angsa itu tetap menghadap ke kanan. Pak Hasyim pun terlihat sudah mulai putus asa. Barangkali ini adalah kasus paling aneh sepa...