Jangan pernah katakan 'Apalah arti sebuah nama'

Check out dari Pullman Thamrin hari ini dan hijrah ke hotel budget karena urusan pekerjaan sudah selesai.  Saya minta tolong concierge mengirim orang mengangkut barang-barang.

Seorang porter datang dengan troli khas hotel.  Ali namanya.  Sambil mengangkat koper ia bertanya, "Bapak asalnya dari mana?".  Agak kaget saya jawab, "saya lahir di Kerinci, kedua orang tua saya dari Minangkabau."  "Oh..pantesan, Pak. Nama orang Padang bagus-bagus.  Kalau nggak dari Bahasa Arab, pasti kayak nama bule."  Saya nyengir, masih bingung untuk memutuskan, apakah itu pujian atau cemoohan.

Ali melanjutkan, "Bapak tahu nggak, nama Bapak adalah judul kitab lama yang ditulis oleh ulama besar Syaikh Ahmad Jazuli.  Judulnya 'Dalil al Khairat'."

"Oh ya..?", jawab saya singkat, pura-pura tidak tahu.

Ali semakin bersemangat, "Bapak tahu nggak kisahnya kenapa Syaikh Ahmad Jazuli menulis buku itu?"

"Nggak..", kali ini saya benar-benar tidak tahu.

Ali menghentikan kegiatannya, "jadi gini Pak.  Suatu hari Syaikh Ahmad Jazuli mau shalat Zuhur di sebuah Masjid, tapi dia tidak menemukan air untuk wudhu.  Lalu seorang anak laki-laki berusia 9 tahun mendekatinya dan bertanya kenapa Syaikh Jazuli terlihat kebingungan.  Syaikh Jazuli menjawab bahwa ia tak menemukan air untuk wudhu.  Anak kecil itu berkata, "Subhanallah....seorang ulama besar Syaikh Ahmad Jazuli kebingungan karena tiada air."  Anak itu kemudian mengayunkan tangannya dari tanah ke atas, seakan-akan memerintahkan agar Bumi memancarkan airnya ke luar.  Ajaib, ternyata air benar-benar memancar keluar seperti air mancur.  Syaikh Jazuli kemuadian berwudhu dengannya dan menunaikan shalat.

Selepas shalat, dengan rasa penasaran membumbung, Syaikh Jazuli mendekati si anak kecil dan bertanya, "Wahai anak kecil, demi Allah yang Maha Besar dan menguasai segala sesuatu dan demi Muhammad Rasul-Nya yang mulia, katakan padaku bagaimana kau bisa memerintah Bumi untuk memancarkan air."

Si anak menjawab, "Wahai Syaikh, jikalau tidak karena engkau bershalawat atas Rasullullah SAW, tidaklah aku akan mengatakannya padamu.  Yang aku lakukan semata bershalawat ke atas Rasulullah dan meminta Bumi untuk mengeluarkan airnya."

Semenjak itu Syaikh Ahmad Jazuli berazam untuk menghimpun shalawat-shalawat keatas Rasullullah Muhammad SAW dan menuliskannya.  Maka lahirlah kitab kecil 'Dalil al Khairat'.

Sesungguhnya, Ali bukan yang pertama mengatakan bahwa namaku adalah judul sebuah kita klasik karya ulama besar.  Adalah Marwan Berjaoui, seorang klien di Amman, Jordan.  Suatu hari ketika saya di Bahrain, Marwan menelpon ke kantor untuk mengatakan bahwa namaku adalah judul sebuah kitab.  Tapi ia tak menjelaskan latar belakang lahirnya buku itu.  Ia berjanji akan mengirimkan buku itu ke Bahrain.  Marwan menrpati janjinya dan aku manyimpan buku itu.

Semoga Allah memberkahi kehidupan Ali dan Marwan.

(Disclaimer: Saya belum memeriksa kebenaran cerita Ali)

Comments

Popular posts from this blog

Lampu togok dan lampu strongkeng

Kopi cap "Rangkiang", kue sangko & saudagar tembakau

TV Pertama Kami (bagian 3)