Pelukan
Saudaraku
Pernahkah terlintas dipikiranmu
Sebuah pertanyaan
Mengapa
Dalam menerangkan hubungan seorang manusia dengan agamanya
Kita gunakan kata kerja 'memeluk' atau 'to embrace'?
Mengapa tidak 'menggenggam'?
Mengapa tidak 'memegang'?
Mengapa tidak 'menyentuh'?
Mengapa tidak 'menjinjing'?
Lihatlah sekitarmu
Ibumu, istrimu, suamimu atau anakmu
Peluklah salah satu dari mereka
Erat dan lama
Kini katakan padaku
Adakah rasa ini menjalari tubuhmu?
Besar, dekat, percaya, pasrah, totalitas, damai
Saudaraku
Agama kita peluk karena ia besar
Ia lebih besar dari pada segala sesuatu
Kecuali Allah Yang Maha Besar
Terlalu besar untuk sekedar digenggam, dipegang, disentuh, apalagi dijinjing
Untuk dapat memeluknya
Engkau harus mendekat padanya
Sedekat mungkin
Agar pelukanmu erat
Engkau mesti percaya padanya
Pasrahmu karena engkau yakin
Ia takkan menyakitimu
Pelukan adalah totalitas
Sepenuhnya dan menyeluruh
Tidak bisa setengah-setengah
Namun Saudaraku
Allah ciptakan kau dan aku sebagai makhluk yang fana
Pandangan mata yang terus berubah
Benda yang sejatinya sama sepanjang waktu
Tampak olehnya sebagai sesuatu yang lain dilain waktu
Hati yang tak pernah menetap
Hari ini Agama tampak sangat besar dimatamu
Erat pelukanmu padanya
Ridhamu menenggelamkanmu
Dalam kepasrahan yang damai
Esok Agama tampak kerdil olehmu
Pelukanmu merenggang lalu lepas
Kau kira sedang menggenggamnya
Dan menjinjingnya kemana-mana
Sekedar dunia tahu kau beragama
Sejatinya engkau jauh meninggalkannya
Engkau ambil sebahagian, engkau tinggalkan sebahagian lainnya
Tapi jangan khawatir
Allah memahamimu melebihi dirimu
Ia beri kesempatan engkau mendekat kembali
Memeluk lagi dengan erat
Namun tak Ia katakan sampai kapan Ia menunggu
Maka berdoalah agar saat waktumu habis
Engkau dalam pelukan tereratmu.
Pernahkah terlintas dipikiranmu
Sebuah pertanyaan
Mengapa
Dalam menerangkan hubungan seorang manusia dengan agamanya
Kita gunakan kata kerja 'memeluk' atau 'to embrace'?
Mengapa tidak 'menggenggam'?
Mengapa tidak 'memegang'?
Mengapa tidak 'menyentuh'?
Mengapa tidak 'menjinjing'?
Lihatlah sekitarmu
Ibumu, istrimu, suamimu atau anakmu
Peluklah salah satu dari mereka
Erat dan lama
Kini katakan padaku
Adakah rasa ini menjalari tubuhmu?
Besar, dekat, percaya, pasrah, totalitas, damai
Saudaraku
Agama kita peluk karena ia besar
Ia lebih besar dari pada segala sesuatu
Kecuali Allah Yang Maha Besar
Terlalu besar untuk sekedar digenggam, dipegang, disentuh, apalagi dijinjing
Untuk dapat memeluknya
Engkau harus mendekat padanya
Sedekat mungkin
Agar pelukanmu erat
Engkau mesti percaya padanya
Pasrahmu karena engkau yakin
Ia takkan menyakitimu
Pelukan adalah totalitas
Sepenuhnya dan menyeluruh
Tidak bisa setengah-setengah
Namun Saudaraku
Allah ciptakan kau dan aku sebagai makhluk yang fana
Pandangan mata yang terus berubah
Benda yang sejatinya sama sepanjang waktu
Tampak olehnya sebagai sesuatu yang lain dilain waktu
Hati yang tak pernah menetap
Hari ini Agama tampak sangat besar dimatamu
Erat pelukanmu padanya
Ridhamu menenggelamkanmu
Dalam kepasrahan yang damai
Esok Agama tampak kerdil olehmu
Pelukanmu merenggang lalu lepas
Kau kira sedang menggenggamnya
Dan menjinjingnya kemana-mana
Sekedar dunia tahu kau beragama
Sejatinya engkau jauh meninggalkannya
Engkau ambil sebahagian, engkau tinggalkan sebahagian lainnya
Tapi jangan khawatir
Allah memahamimu melebihi dirimu
Ia beri kesempatan engkau mendekat kembali
Memeluk lagi dengan erat
Namun tak Ia katakan sampai kapan Ia menunggu
Maka berdoalah agar saat waktumu habis
Engkau dalam pelukan tereratmu.
Comments