Cinta Pertama
Sembilan Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh dua
Hari itu tidak sama dengan hari-hari lain yang telah berlaluMentari bersinar lebih cerah dari biasanya
Tidak terik namun menghangatkan
Indah sekali bagi belia sepertiku
Hari itu aku jatuh cinta, untuk kali pertama
Sebagaimana segala sesuatu yang pertama
Ia menggulanakan
Darah tersirap, jantung berdetak cepat, kening berkeringat
Hari itu aku harus memilih
Karena cinta diuji tatkala harus memilih
Satu saja diantara tiga, tiada duanya
Maka permenungan ini mestilah dituntaskan
Source: www.trendwanita.com
|
Harapan telah pun dititipkan
Cinta telah pun dilabuhkan
Pada yang paling menawan jiwa
Yang lugu dan sederhana
Dia bukan pilihan Ibunda
Namun apatah daya
Hasrat tertuntung habis padanya
Meski Ayahanda memilih bijaksana
Karena Ananda yang menjalaninya
Begitu katanya
Tujuh tahun telah bersamanya
Sehingga suatu hari dipenghujung abad lalu
Hadir yang lain diantara kami
Yang muda dan bersahaja
Yang pesonanya deras memikat sukma
Tujuh Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan
Dinding pertahanan itu runtuh juga
Hati telah berpaling kepadanya
Pesona muda yang sederhana
Selamat tinggal cinta pertama
Lama tak bersua bertegur sapa
Cinta pertama tak lagi sama
Tak lagi lugu dan sederhana
Tumbuh dewasa menjadi sosialita
Cinta pertama tak lagi sama
Harta dan dunia memenuhi dadanya
Murah dia jual akidahnya
Melacur kepada Durjana penista agama
Cinta Pertama tak lagi sama
Dia bernama Petiga
Partai Persatuan Pembangunan
Comments