Posts

Showing posts from December, 2013

TV Pertama Kami (bagian 2)

Image
Sebelum TV pertama kami tiba, radio telah menjadi andalan hiburan kami.  Kami punya dua, yang satu radio tape dan yang lain radio transistor saja, berukuran lebih kecil, tidak ada tape player-nya.  Radio transistor kecil ini bisa dibilang milik Abak, karena radio itu dibawa ke ladang.  Ia menjadi teman Abak bila bermalam di sudung (pondok) bambu di tengah ladang.  Baginya, kurang lebih radio itu seperti laptop jaman sekarang, dibawa kemana-mana.  Satu lagi, mereknya juga National.  Mau tahu seperti apa wujudnya?  Tidak persis, tapi kurang lebih seperti ini Radio seperti ini memiliki tiga band (kisaran) gelombang, dua band untuk SW (Short Wafe) and satu untuk MW (Medium Wave) atau AM (Amplitud Modulation).  Gelombang AM biasanya digunakan oleh radio-radio lokal, karena jangkauan pancarnya yang tidak terlalu jauh.  Pada masa itu, masjid besar biasanya punya stasiun radio sendiri dan dipancarkan melalui gelombang AM, tak terkecuali di ...

Pencitraan: Jokowi dan Poligami

Pencitraan menjadi kata yang semakin populer belakangan ini, dikaitkan dengan dinamika politik tanah air menjelang pemilihan umum 2014.  Konotasinya menjadi cenderung negatif bagi orang tertentu, terutama bila pencitraan itu dilakukan atau terkait dengan tokoh yang tidak disukai, apapun sebabnya. Blusukan ala Jokowi disambut sebagai pencitraan oleh para anti Jokowi.  Munculnya Anis Matta bersama istri keduanya yang orang Hungaria itu di Taman Suropati juga dicap sebagai pencitraan PKS haters.  Dahsyat, ada yang mengatakan Anis sebagai politisi ambisius menjelang 2014 dengan menjual agama dan merendahkan martabat wanita dengan poligami.  Dia disebut juga tidak tahu diri dengan membandingkan dirinya dengan Bung Karno, yang punya istri sembilan. Ngomong-ngomong ada fakta menarik dari berita Anis dan istri keduanya ini.  Salah satu media online mengkaitkan manuver Anis Matta dengan Jokowi.  Tidak percaya, klik berita yang berjudul "Anis Matta dan Istri Ked...

TV Pertama Kami (bagian 1)

Image
Sore tadi, ketika memilih-milih laga English Premier League yang mau ditonton malam harinya, tiba-tiba ingatanku meluncur ke momen ketika keluarga sederhana kami memiliki TV untuk pertama kalinya, antara tahun 1981-1982. TV pertama kami adalah TV hitam putih berdiagonal 14 inchi, mereknya National.  Panjang, lebar dan tingginya hampir sama, nyaris seperti kubus.  Disisi mukanya ada layar 14 inchi yang cembung dan panel kontrol yang terdiri dari tombol on/off , pengatur volume suara, pengatur kontras, pengatur intensitas terang dan pencari saluran (channel).  Tidak ada remote control, tentu saja. Sisi kiri, atas dan bawah terbuat dari papan plywood (triplex) bermotif coklat.  Sisi belakang ditutup dengan lembaran seperti asbes, berwarna coklat.  Di bagian tengah sisi belakang itu, ada bagian menonjol seperti kubus berwarna hitam, sejajar dengan ujung tabung layar kacanya.  Kurang lebih penampakannya seperti gambar dibawah ini. Kedatangan TV i...